IPB University ajak generasi muda dan mahasiswa papua barat untuk perkuat kapasitas diri untuk memenangkan tantangan perubahan di laut dan mampu mengelola kekayaan sumberdaya alamnya secara berkelanjutan.
MANOKWARI, Senin (22/03/22), Peneliti Senior Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL-IPB) Dr. M. Arsyad Al Amin, ‘membakar’ semangat mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Papua (UNIPA) di ibu kota Provinsi Papua Barat itu. Pada kesempatan itu, hadir pula Wakil Dekan II FPIK UNIPA, Trosina Turwaja, SPi, MSi.
Lebih dari 50 orang mahasiswa mengikuti kuliah umum tersebut, mereka berasal dai dari Fakultas Kehutanan (Fahutan) dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNIPA. Ikut seta pula beberapa perwakilan dari organisasi mahasiswa ekstra kampus (OMEK) di Manokwari. Diantaranya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FPIK, Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Manokwari, pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manokwari dan Gerakan Mahasiswa Krieten Indonesia (GMKI) Cabang Manokwari.
Dr. Arsyad yang juga merupakan Deputi Direktur Program ICM-COREMAP CTI PKSPL IPB mengajak mahasiswa untuk lebih memahami betapa kayanya Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. “Jumlah pulau kita terbanyak di dunia (17.508 buah), garis pantai terpanjang nomor dua didunia (91.000 km), dan luas perairan yang merupakan 75% wilayahnya. Indonesia merupakan pusat dan pemilik ekosistem laut terluas dan terkaya di dunia untuk tiga ekosistem laut utama yaitu mangrove, terumbu karang dan padang lamun,” jelas Arsyad.
Ditambahkannya bahw Indonesia merupakan pusat dari Segitiga Terumbu Karang (Coral Trangle Center). Selain itu potensi laut dan kekayaan didalamnya sangat memungkinkan Indonesia menjadi negara besar, dengan kekuatan ekonomi terbesar didunia.
“Apalagi secara geografis menjadi pusat lintasan pelayaran dunia. Maka sudah selayaknya Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia. Namun demikian, Indonesia belum mampu menjadikan potensi tersebut untuk digali sebagai sumber kesejehteraan bangsa dan rakyatnya,” ucap Arsyad.
SDM Sebagai Kunci
Dikatakannya, bahwa pangkal musababnya adalah masih sedikit dan masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang mampu memahami, menguasai ilmu pengethauan dan teknologi untuk mendayagunakan sumberdaya laut.
Padahal ekonomi kelautan Indonesia bisa berkontribusi sampai 75 persen terhadap APBN jika dikelola dengan baik, lanjut Arsyad. Mengutip hasil penelitian PKSPL IPB, potensi ekonomi kelautan bukan hanya perikanan saja, tetapi ekonomi kelautan lain masih sangat terbuka diantaranya dari pariwisata bahari, bioteknologi kelautan, pertambangan dan energi di laut, transportasi laut, ekonomi pesisir dan bangunan laut, minyak dan gas dan jasa kelautan lainnya.
Di Papua Barat misalnya, sebagai ‘provinsi konservasi’, lautnya memiliki cadangan sumberdaya alam yang sangat melimpah, ditambah posisi strategis yang berada di bibir Samudera Pasifik. Hal ini sangat memungkinkan untuk percepatan pengembangan ekonomi dari laut. “Mahasiswa dan Pemuda Papua harus mengambil peran ini, namun syaratnya harus memahami peta masalah kini, menaklukan dan menyiapkannya menjadi kekuatan merebut masa depannya,” tegas Arsyad dalam kuliah umum dan sekaligus kampanye publik tersebut.
Dalam Kampanye Publik yang merupakan kerjasama PKSPL IPB, UNIPA, ICCTF, BAPPENAS dan COREMAP-CTI ini, pihak Kampus UNIPA yang diwakili Wakil Dekan II FPIK UNIPA, Trosina Turwaja, SPi, MSi, mengucapkan terima kasih dan menyambut baik kegiatan itu. “Kedepan agar antara IPB dan UNIPA lebih banyak berkejasama untuk meningkatkan kualitas mahasiswa UNIPA,” ungkap Trosina.
***Riz***
No comment