Camping Ceria, Healing Sehat Lestari Alam

Oleh: Emma Sri Kuncari*)

(foto: Dok. Emma Sri Kuncari)

Berkemah dapat dijadikan wisata penyembuhan agar kembali sehat mental, fisik, dan sosial sekaligus menjaga  agar alam tidak berubah

JENUH, rutinitas, dan hiruk-pikuk suasana perkotaan? Mungkin camping bisa menjadi salah satu solusi yang tepat agar kembali fresh dan ber-semangat….

Pandemi COVID-19 saat itu, membuat pemerintah membuat kebijakan berupa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan tujuan mencegah, mengendalikan, serta memutus penyebaran Covid-19 di Indonesia. Kebijakan tersebut tentu sangat mempengaruhi kehidupan manusia karena terbatasinya kegiatan sehari-hari yang menunjang pekerjaan bahkan kesehatan.

Pembatasan sosial ini membawa pengaruh pada aktivitas yang berbasis wisata alam semakin hari semakin diminati masyarakat. Pandemi membawa evolusi dalam preferensi wisatawan terhadap destinasi wisata, yang lebih memilih tempat-tempat wisata alam daripada tempat-tempat keramaian.

Ekowisata Lestarikan Alam

Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi, dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. 

Lestari sendiri diartikan sebagai suatu keadaan tetap seperti keadaannya semula (tidak berubah). Kegiatan wisata mencakup perjalanan untuk rekreasi dan relaksasi, serta untuk tujuan komersial. Jadi ekowisata pada hakikatnya mempunyai peranan penting dalam perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.

Ekowisata berbasis bentang alam yang dapat dilakukan seperti hiking, trekking, bersepeda, camping (berkemah), memancing, berenang, mengamati tumbuhan dan hewan, bahkan forest bathing.

Akhir-akhir ini camping ceria banyak digandrungi oleh masyarakat urban sebagai salah satu pilihan aktivitas healing.

Healing dapat diartikan sebagai penyembuhan atau proses menjadi sehat kembali. Camping (berkemah) merupakan kegiatan rekreasi di luar ruangan yang dilakukan pada malam hari.

Camping ceria merupakan suatu kegiatan di luar ruangan untuk keluarga yang bertujuan menggabungkan aktivitas jalan-jalan, bermain, namun disertai peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan sikap.

Kegiatan petualangan ini melibatkan aktivitas fisik maupun non fisik.

Camping melatih diri untuk menyatu dan bersenyawa dengan alam. Meluangkan dan menghabiskan waktu sejenak di alam terbuka.

Datang dan kembali menjalin hubungan akrab dengan alam untuk menjaga kesehatan mental, fisik, dan sosial. Berjalan-jalan santai sambil menikmati dan menyerap energi dari alam terbuka, seperti menghirup udara segar, melihat pemandangan hijau sawah, ladang, pekarangan, gunung, hutan, lembah, dan sungai.

Mencium aroma dedaunan dan peternakan, merasakan hembusan angin, hujan, panas matahari, serta mendengar suara-suara alam seperti gemericik air sungai, suara kambing, burung, ayam, jangkrik, garengpung/tonggeret, dan monyet.

Momentum yang sangat dinantikan adalah waktu beberapa menit menikmati semburat merah sang surya, kala tenggelam dan terbit dari balik gunung. Kerlap-kerlip bintang, citylight, bulan, kunang-kunang, dan dinginnya berselimut kabut di pegunungan merupakan anugerah yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Lokasi Camping Ground

Camping ground merupakan lokasi untuk mendirikan tenda dan melakukan kegiatan berkemah, berupa ruang luas di luar ruangan. Kriteria utama camping ground adalah tanah yang rata, dekat dengan sumber air, serta aman.

Lokasi yang banyak dipilih untuk camping adalah pegunungan, gunung, hutan, pantai, atau tempat-tempat lain yang jauh dari keramaian dan hiruk pikuknya kota. Wisatawan pada umumnya lebih menyukai pegunungan sebagai lokasi camping dibandingkan bagian fisio-geografis utama lainnya seperti pesisir karena kondisi lingkungan pegunungan yang asri, dingin, dan banyak pemandangan.

Lokasi camping ground biasanya berada pada zona transisi (peralihan) dari suatu kawasan yang dilindungi. Pada zona ini dapat digunakan untuk kegiatan pertanian, peternakan, pemukiman, kegiatan seni, menunggang kuda, outbound, dan pemanfaatan lain. Zona ini selain menyediakan hasil kayu, kayu bakar, dan manfaat non-kayu lainnya bagi masyarakat, dapat juga digunakan sebagai tempat wisata.

Manfaat Camping Ceria

Camping ceria dapat dijadikan sebagai salah satu wisata healing, dilakukan bersama-sama orang terkasih dengan harapan dapat me-refresh diri agar kembali segar dan bersemangat menyambut kehidupan selanjutnya.

Banyak manfaat camping ceria. Diantaranya;  mengenal, mengingat, mensyukuri, dan men-tafakuri (merenungi) ciptaan Tuhan. Mendapatkan berbagai manfaat positif bagi kesehatan mental fisik dan sosial, melatih indra mendengar energi alam, mengurangi stress, memperbaiki suasana hati, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dengan camping ceria bisa menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan,  disiplin pribadi, kemampuan bertindak cepat dan tepat, bertanggung jawab. Disamping itu, kegiatan ini juga dapat membangkitkan semangat kerja sama, meningkatkan rasa percaya diri, dan sikap pantang menyerah menghadapi permasalahan.

Dan yang tak kalah pentingnya lagi, melalui kegiatan camping ceria sekaligus belajar berbesar hati dalam menerima masukan dan kritik dari orang lain, memotivasi diri untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan, dan mempererat silaturahmi.

Dampak Camping

Segala bentuk kegiatan tentu akan memberikan efek negatif (dampak) bagi lingkungan sekitar. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu kegiatan adalah membuat dampak seminimal mungkin agar tidak mengganggu kelestarian lingkungan sekitar.

Berikut beberapa dampak dari kegiatan camping. Diantaranya; a). perubahan besar pada vegetasi tumbuhan bawah di lokasi camping, penggantian vegetasi alami yang tidak toleran terhadap rekreasi dengan spesies yang toleran, tingkat heterogenitas tumbuhan dan hewan yang lebih rendah dibandingkan pada vegetasi alami yang tidak terganggu.

b). Kerusakan lingkungan, kematian tumbuhan dan hewan di sekitar lokasi camping. Pembangunan infrastruktur camping ground seperti pembangunan jalan dan fasilitas camping akan menyebabkan banyak pohon dan vegetasi yang dilenyapkan. Selain itu juga hilangnya spesies asli yang tidak toleran terhadap rekreasi.

c). Peningkatan kepadatan tanah, penurunan kemampuan agregasi tanah, perubahan pH tanah, perubahan kelembaban dan permeabilitas tanah, degradasi ekologi mikroba tanah, biomassa tanah,  penurunan lingkungan mikro tanah, penurunan bahan organik dan nutrisi, penurunan pertumbuhan akar tanaman, gangguan kandungan nitrogen dalam tanah serta hilangnya serasah di permukaan tanah.

d). Tren camping ceria memberi banyak manfaat kepada kita untuk dapat lebih menyatu dan bersenyawa dengan alam. Namun tetap harus mengupayakan seminimal mungkin timbulnya dampak terhadap lingkungan. Segala bentuk kegiatan harus tetap berlandaskan program pembangunan keberkelanjutan.

(foto: Dok. Emma Sri Kuncari)

Pariwisata berkelanjutan merupakan suatu cara untuk mengembangkan kegiatan dalam konteks ruang lingkungan, tanpa merugikan sumber daya alam. Konsepnya dengan mengintegrasikan pemanfaatan wisata, meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat lokal dan melestarikan lingkungan.

Segmen ekowisata ini semakin penting dan merupakan salah satu jenis pariwisata baru yang tumbuh paling cepat.

Agar memberi lebih banyak manfaat bagi warga sekitar, alangkah baiknya pengelolaan ekowisata camping ground ini dapat dilakukan dengan menerapkan konsep pemberdayaan masyarakat sekitar. Disamping itu, perlu juga adanya keterikatan antar berbagai pemangku kepentingan seperti departemen kehutanan, pariwisata, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan akademisi.

*)Peneliti Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi-BRIN, serta mahasiswa Program Doktoral Fakultas Biologi UGM.

Redaksi Green Indonesia