Suhu udara permukaan bulanan di Indonesia pada tahun 2023 diprediksi akan mengalami peningkatan dengan kenaikan rata-rata sebesar 0,3°C, atau lebih hangat dibandingkan normalnya.
SELAMAT tinggal 2022, dengan segala dinamika yang telah terjadi. Tak lama lagi 2023 datang menjelang, tentunya dengan setumpuk pertanyaan; akankah iklim bersahabat atau malah sebaliknya?
Terkait iklim dan cuaca, satu tempat bertanya (sumber info –red) adalah BMKG. Untuk itu, jelang tutup tahun 2022 ini, GI melansir-kan info Climate Outlook 2023 dari situs iklim.bmkg.go.id.
Dalam pengantar outlook tersebut, Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG menyampaikan, melalui Climate Outlook 2023 ini, diharapkan kegiatan sektoral yang dapat terdampak kondisi iklim dapat melakukan antisipasi dan adaptasi lebih awal, sehingga dapat dicapainya visi zero victim dalam kebencanaan dan zero loss dalam kegiatan pembangunan.
“Namun demikian, informasi Climate Outlook 2023 bukan satu-satunya informasi iklim yang dapat digunakan,” imbuh Dwikorita dalam pengantarnya.
Disebutkan, bahwa suhu udara permukaan bulanan di Indonesia pada tahun 2023 diprediksi akan mengalami peningkatan dengan kenaikan rata-rata sebesar 0,3°C, atau lebih hangat dibandingkan normalnya.
Hujan 2023
Curah hujan tahunan 2023 diprediksikan umumnya sama dengan normalnya. Jumlah curah hujan tahunan lebih dari 2500 mm berpotensi terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
“Daerah yang diprediksi akan mengalami hujan tahunan di atas normal adalah sebagian Jambi, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Timur, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, dan sebagian Sulawesi Tengah,” papar outlook tersebut.
Sementara Papua dan Papua Barat diperkirakan akan mengalami hujan tahunan di bawah normal.
Karhutla dan Gelombang Panas
Meskipun hanya sebagian kecil wilayah Indonesia yang mengalami hujan tahunan di bawah normal, namun tetap harus diwaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami kondisi hari tanpa hujan yang berkepanjangan.
Wilayah yang perlu waspada terkait hal itu diantaranya Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Di samping kekeringan yang dapat terjadi pada wilayah-wilayah tersebut, perlu juga diwaspadai kebakaran hutan dan lahan, terutama di Sumatera dan Kalimantan.
Sementara itu, suhu pada tahun 2023 diprediksi lebih hangat dibanding rata-ratanya, namun sangat kecil kemungkinan terjadi fenomena Gelombang Panas (heatwave) di wilayah Indonesia.
“Hal ini dikarenakan wilayah kita dikelilingi oleh lautan dan memiliki kelembapan udara tinggi sehingga sangat sulit terjadi heatwave di wilayah kepulauan Indonesia,” tulis outlook dari BMKG tersebut.
***Riz***