Salah satu hambatan adalah kurangnya kepercayaan diri dari masyarakat bahwa izin lahan konsensi akan diberikan oleh Dirjen Perhutsos dan Kemitraan Lingkungan KLHK

Diskusi Pojok Iklim kali ini tampak lebih ramai dari biasanya. Para pihak yang hadir pun antusias. Tema yang diangkat jelang peringatan HUT RI ke 74 itu ialah; “Sosialisasi Pendekatan Pasar untuk Mendukung Pertumbuhan Usaha Hutan Berbasis Masyarakat di Indonesia”.

Hadir dan memberikan sambutan dalam acara itu Ketua DPPPI, Ir, Sarwono Kusumaatmadja, serta beberapa pembicara yang kompeten di bidangnya. Diskusi kali ini dimoderatori oleh Diah Suradiredja, Penasehat Senior KEHATI.

Salah seorang pembicaranya ialah CEO Indobamboo, Arief Rabik. Usai diskusi, kepada beberapa wartawan yang hadir dia mengatakan, pihaknya masih mengajukan izin lahan konsensi kepada Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) seluas 2.000 hektar. Dikatakannya, nantinya lahan itu akan ditanami pohon bambu dan dikelola menjadi produk hasil masyarakat setempat.

“Sampai saat ini, kami masih mengajukan izin untuk lahan konsensi seluas 2.000 hektar per desa bambu dan lokasinya berada di Lombok Tengah, Sumbawa, Bali, Kalimantan Tengah, dan Flores. Mudah-mudahan 1-2 tahun izin sudah keluar dan benih yang sudah ditanam untuk jadi bambu setinggi lima meter akan segera ditransplasikan,” ungkapnya.

Lebih jauh Arief menjelaskan, bahwa pihaknya menargetkan akan menginisiasi 100 desa bambu, namun hingga saat ini baru terinisiasi 14 desa bambu yang sedang diajukan izin lahan konsensinya. Arief mengatakan, salah satu hambatan yang dialami adalah kurangnya kepercayaan diri dari masyarakat bahwa izin lahan konsensi akan diberikan oleh Dirjen Perhutsos dan Kemitraan Lingkungan KLHK.

“Salah satu hambatan yang dialami adalah masyarakat lokal kurang percaya diri bahwa izin akan diperoleh, sehingga solusi yang bisa kami berikan adalah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.

Untuk saat ini, Arief menambahkan, Indobamboo masih bersifat agregator di mana pihaknya menerima produk jadi dari sebuah perusahaan dan nantinya dipasarkan oleh Indobamboo ke Belanda dan Amerika Serikat, dan sebagian didistribusikan ke Bali dan Jakarta. Total barang jadi yang telah dipasarkan oleh Indobamboo sebanyak 2.000-3.000 ton.

***Fit, Riz***